Meskipun legen memiliki rasa asam, tapi jangan salah sangka kalau minuman satu ini bisa dibuat jadi Gula Merah loh. Dengan proses yang tepat, legen bisa diubah menjadi gula merah dengan cara direbus hingga sedikit mengental.
perlatan sederhana yang digunakan untuk merebus legen
Perubahan warna yang awalnya putih menjadi coklat menjadi penanda kalau legen sudah siap dicetak. Hasil dari perebusan legen menghasilkan cairan gula merah. Proses perebusan ini masih menggunakan alat yang sederhana dan tradisional. Bisa dilihat tungku perebus legen yang terbuat dari tanah liat disamping. Pengaduk legen juga terbuat dari pelepah dauh lontar yang dibentuk seperti di gambar.
Kerek lontar, cetakan Gula Merah
Selanjutnya adalah pencetakan. Cetakan yang digunakan adalah daun lontar yang dilingkarkan seperti sabuk. Cetakan ini disebut Kerek.
beberapa kerek yang ditata dan siap untuk digunakan
Pencetakannya sendiri cukup mudah, legen yang sudah menjadi cairan gula diambil sedikit dari panci menggunakan mangkok dari batok kelapa.
proses pencetakan gula merah
Pertama, tuangkan sedikit cairan gula merah dan tunggu hingga sedikit mengeras. Setelah mengeras, selanjutnya penuhi sesuai dengan cetakan, Berikut video pembuatan gula merahnya. 123
Setelah itu, tunggu sekitar setengah jam agar gula merah menjadi gula siap jual maupun konsumsi. Gula Merah ini dijual sekitar 15-23 ribu rupiah per kilonya. Namun, karena peminat dari legen yang banyak, jarang ada produsen Gula Merah dari legen. kunjungi : Ternyata Rembang Produsen Hasil Lontar
bersama 3 rekan saya berfoto dengan produsen gula merah, Ibu Yasmi
Fotografer : M. Satrio Pratama, M. Syukur Ali Ma'ruf Pembimbing : Bapak Suhadi, M.Pd, Bapak Ma'rufin
Eksplorasi Kebun Siwalan dan Legen (3/9/2019) pagi ini saya mencoba mengeksplorasi kebun siwalan yang ada di Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Tepatnya di Desa Pranti, sentra siwalan dan legen yang ada di Kabupaten Rembang. Bersama 3 teman, dan 2 pembimbing saya memulai eksplorasi. Berangkat jam 08.00 WIB dari sekolah saya, SMA Negeri 1 Pamotan ke Desa Pranti, Kecamatan Sulang. Setengah jam perjalanan kami tempuh dengan mengendarai mobil. Dan sesampainya di lokasi, kami disambut hangat oleh pemilik kebun yaitu Bapak Sumadi (49 tahun). foto bersama Bapak Sumadi dan adik-adik warga Desa Pranti rentetan pohon siwalan yang tumbuh di kebun Bapak Sumadi Kebun siwalan yang memiliki luas puluhan hektar itu menjadi mata pencaharian Pak Sumadi. Pohon Siwalan atau yang terkenal dengan sebutan pohon lontar ini memiliki filosofi yang unik. Menurut cerita dari Bapak Sumadi, pohon Siwalan ini merupakan gambaran dari perasaan pemiliknya. Bisa diketahui lebih jelas apabila saat panen, h
SESORAH Sesorah yaiku ngandharake gagasan kanthi lesan ing sangarepe wong akeh kanthi ancas lan tartamtu. miturut jinise, sesorah ana sing kanggo upacara adat mantenan, sunatan, lan sedekah bumi. miturut gunane, kaperang dadi 3 1. Sabdatama yaiku sesorah tunggal kang ora kudu ana wangsulan. kayata nasehat, khutbah kyai. 2. Pambgyaharja yaiku sesorah kanggo mahargya utawa mapak tamu. Biasane kanggo acara mantenan. 3. Tanggap Wacana yaiku sesorah kang kudu ana wangsulane. kayata pasrah temanten. Ancase sesorah iku ana 4 1. Atur kabar 2. Atur pambagyaharja 3. Atur panglipur 4. Pangajak Carane sesorah 1. sesorah dadakan / impromptu yaiku kang ora kanyana-nyana. tanpa disiapake 2. sesorah apalan / memoriter yaiku sesorah kang nganggo catetan sing kudu diapalke. 3. sesorah extemporan yaiku sesorah kang nganggo catetan sing mung digunakake kanggo pangiling-iling urutan wedharane. 4. sesorah teks yaiku sesorah kang migunakake teks lan diwaca sawutuhe. Bab wigati nalika sesorah a. basa b. busan
Tulisan singkat ini semata-mata menjadi nasehat untuk diri saya. Selebihnya adalah untuk pembaca budiman. Latar dari patahan uraian ini berawal dari trend menggunakan objek gambar untuk daya tarik suatu kegiatan. Suatu ketika, ada organisasi mahasiswa menggunakan objek gambar ulama kharismatik, untuk publikasi kegiatan kampusnya. Srut... srut... srut.... tak lama kemudian poster yang diposting di facebook menjadi viral. Mereka para pengguna media sosial se-umur jagungpun langsung menangkap pesannya, bahwa kegiatan tersebut memiliki kekhasan aroma seperti halnya kekhasan ulasa kharismatik yang dikenakan latar posternya. Memang tidak menjadi soal, perihal posting kegiatan mahasiswa tersebut. Anggap saja setiap kegiatan mahasiswa itu mulia. Namun menjadi kacau ketika organisasi mahasiswa tersebut memiliki perjalanan historis yang berseberangan dengan ulama kharismatik tersebut. Efek postingan yang demikian tentu tidak mencerminkan tentang idealisme sebuah gerakan organisasi kemahasiswaan.
Komentar
Posting Komentar